Ritual Potong Rambut "Gembel" di Dieng (Bag 1)

Dalam membaca artikel ini dibutuhkan keluasan berfikir tentang kenyataan masih banyaknya suku atau daerah diindonesia khususnya Jawa yang masih berpegang pada tradisi leluhur ataupun mistik.Dimana masih banyak islam yang masih terpengaruh oleh adat yang dibawa oleh nenek moyangnya. -

Ada sebuah fenomena yang terjadi di tengah masyarakat Dataran Tinggi Dieng yang sampai sekarang tidak bisa dijelaskan secara ilmiah. Fenomena tersebut adalah adanya anak-anak yang berambut gimbal. Atau lebih tepatnya, tumbuhnya rambut gimbal pada sebagian anak.

Tidak sulit menemukan anak-anak berambut gimbal saat menelusuri desa-desa yang ada di Dataran Tinggi Dieng. Di setiap desa yang ada di kawasan ini, selalu ada anak-anak berambut gimbal. Anak-anak ini biasanya berusia beberapa bulan hingga 8 tahun.


Tidak ada garis keturunan khusus dari anak yang berambut gimbal. Siapapun, asal memiliki garis keturunan Dieng, memiliki kemungkinan menjadi anak berambut gimbal.

Masyarakat Dieng menyebut anak-anak berambut gimbal dengan sebutan ‘anak gembel’. Ini karena rambut gimbal sering dikaitkan dengan orang yang jarang mandi atau malas mengurus tubuh mereka. Padahal, anak-anak berambut gimbal di Dieng merupakan anak-anak yang terawat.

Menurut masyarakat Dieng, anak-anak berambut gimbal merupakan titipan dari Kyai Kolo Dete. Kyai Kolo Dete merupakan salah seorang punggawa pada masa Mataram Islam (sekitar abad 14). Bersama dengan Kyai Walid dan Kyai Karim, Kyai Kolo Dete ditugaskan oleh Kerajaan Mataram untuk mempersiapkan pemerintahan di daerah Wonosobo dan sekitarnya. Kyai Walid dan Kyai Karim bertugas di daerah Wonosobo, sementara Kyai Kolo Dete bertugas di Dataran Tinggi Dieng.  
Baca Bagian: 1     2




sumber

No comments:

YANG POPULER

Powered by Blogger.